ADA APA DI POSISI PUNCAK?

Ada apa di posisi puncak ?

Pada masa lampau, di tempat yang jauh, seorang kepala suku sedang sekarat. Dia memlih tiga pemuda terbaik di desa dan berkata kepada mereka: “Ini adalah waktu saya untuk meninggalkan kalian, saya ingin kalian bertiga melakukan satu hal terakhir untuk saya. kalian bertiga adalah anak baik yang berbadan sehat, kecerdasannya terkenal luar biasa. sekarang saya minta kalian menggunakan cara terbaik untuk mendaki gunung tinggi yang selama ini kita menganggap sebagai gunung suci. kalian berusaha sebaik mungkin untuk bisa mendaki ke tempat tertinggi, dan kemudian, balik kembali untuk memberitahu saya, apa yang kalian lihat dan dengar.”

Tiga hari kemudian, pemuda pertama kembali, dia tersenyum, pakaiannya cerah dan berkata : ” Pak ketua, aku sudah mencapai puncak, saya melihat bunga berjajar, Air sungai mengalir deras, burung burung berkicao, ah, tempat itu benar-benar tidak buruk! “

kepala suku menjawab: “Anakku, tempat yang banyak suara burung dan bunga wangi,saya dulu juga pernah melewati jalan itu, yang anda katakan itu bukan puncak gunung, itu adalah kaki bukit, sekarang anda boleh pulang!”

Seminggu kemudian, pemuda kedua telah pulang kembali. Dia tampak lelah, wajahnya kerut: “pak ketua, saya telah mencapai puncak, saya melihat hutan pinus yang tinggi dan saklar, saya melihat elang berputar-putar di langit, itu adalah tempat yang baik.”

“Ah, Sayangnya, nak, itu bukan puncak, itu adalah pinggang gunung. Namun tidaklah mudah bagi anda bisa mencapai disitu, sekarang pulanglah!”

Sebulan kemudian, orang-orang mulai khawatir tentang keselamatan pemuda ketiga yang belum kembali.

Akhirnya ia kembali juga, dengan langkah setapak setapak, pakaiannya sudah tersobek-sobek, bibirnya pecah pecah, rambutnya kering, hanya tersisa sinar matanya kuat seperti berkekuatan gaib. :” Saya akhirnya mencapai puncak, ” dia sampaikan pada ketua suku.”

“tapi saya tak tahu harus berkata apa, disana hanya ada angin kencang berputar-putar, langit biru merambat ke bawah empat penjuru”

“Tidakkah disana kamu melihat sesuatu sama sekali? Apa saja, barangkali seekor kupu-kupu misalnya?”

“Ya, Pak ketua, diketinggian tak ada yang dapat dilihat, hanya diri sendiri, hanya” individu “yang merasakan dirinya kerdil kecil, ditempatkan dalam dunia dibawah langit yang besar, hanya bisa merasakan gairah pahlawan jaman dulu.”

“Anakku, Anda telah sampai ke puncak gunung yang sungguhan, menurut tradisi kami, adalah niat Tuhan menempatkan kamu untuk menjadi pemimpin suku yang baru, selamat ! saya ucapkan.”

Apa yang dijumpai oleh pahlawan sejati? yang dia alami adalah seluruh tubuhnya penuh luka memar, perjalanan panjang seorang diri yang sepi. dan perasaan “kecil” yang semakin hari semakin nyata.

OLEH : Zhang Xiao-feng. Diterjemahkan oleh : AK.Chandra

Related Posts

TARUHAN [2]

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Isian wajib ditandai *

Loading...