BAIT TUJUH LANGKAH

BAIT TUJUH LANGKAH  Adalah cerita pendek yang maknanya sangat bermanfaat buat orang orang yang memiliki tempramen buruk.

Dahulu ada orang kaya, berhasil meminang seorang gadis yang cantik. Dia sangat puas dan sayang pada isterinya yang baru dinikahinya. Saking sayangnya, dia mengawasi sangat ketat gerak geriknya. Meskipun sudah jadi isterinya, dia tetap kuatir orang lain bisa secara sembunyi mencoba marayunya. Setiap orang yang datang bertamu ke rumah pasti diawasinya.

Tiba pada suatu hari dekat tahun baru imlek, iapun berencana pergi ke kota untuk membeli bekal hari raya. Maka dia memberitahukan rencananya kepada sang isteri, Sebelum berangkat dia berulang-ulang berpesan harus menjauhi orang yang tidak dikenal. Isterinya juga berpesan kepadanya: “ di jalan hati-hati. Jangan terlalu lama perginya, saya sendirian di rumah kesepian”, ” jangan takut, saya akan kembali sebelum tahun baru”.kata si orang kaya..

Berangkatlah si orang kaya ini ke kota. Setelah belanja  barang  secukupnya untuk kebutuhan hari raya, terakhir dia mencoba ingat ingat lagi, apa masih ada yang kurang, “oh iya, nanti tahun baru harus ada suasana yang baik, saya akan menempel bait di kedua sisi pintu utama, untuk memperoleh tanda-tanda baik di awal tahun baru”. Seperti rumah rumah mewah atau gedung, bangunan yang megah biasanya ada tulisan yang bermakna signifikan, di tempel pada posisi depan bangunan agar dapat dibaca oleh setiap orang yang lewat. Namun dia bukan seorang sarjana, jadi dia tidak tahu harus menulis apa. Maka dia berinisiatif mencari orang pintar untuk berkonsultasi mendapatkan ide.

Kebetulan ada seorang praktisi “Tao” memegang umbul-umbul bertulisan “Ramal” ditangan dan lewat tak jauh darinya, cepat cepat dia panggil dan memberitahu maksudnya. : “Tuan, tuan bisa bantu saya merancang bait yang baik tidak, untuk menyambut tahun baru? Saya tidak mau seperti bait yang sudah terdapat di pasaran, bisakah tuan menulis untuk saya, saya bersedia memberikan imbalan setimpal untuk jasa tuan.” katanya.

Praktisi “Tao” menatap wajahnya sejenak, tidak banyak bicara,  lalu berkata: “ untuk membuat bait yang eklusif, saya punya tarif tinggi, anda sanggup membayar ?

“sanggup, berapa biaya yang harus kubayar? ” tanya si orang kaya.

” sepuluh perak”.

“ha? mahal benar?  [ jaman dulu uang perak dibawah emas, tapi nilainya diatas uang tembaga, ]

 “sepuluh perak bisa membeli seekor kerbao. “, teriak si orang kaya,  namun karena uber waktu , ia akhirnya menyetujui. 
” Anda serius? Tidak menyesal? “ praktisi “TAO” tanya lagi. 

 “Saya percaya sama tuan, saya pernah lihat tuan menulis bait untuk orang lain tahun lalu. Maknanya sangat bagus, tidak apa, tulislah, apapun yang tuan tulis, saya tidak menyesal”.kata orang kaya dengan yakin.

“Baiklah, karena anda berani bayar mahal, saya akan menulis yang terbaik juga buat anda” Jawabnya.

 Maka Si Praktisi TAO mengambil keluar kertas dan alat tulis MAO-BI –nya,  ditulislah dua lembar bait dengan konsenterasi, kemudian diserahkan kepadanya.
Dengan penuh harapan, si orang kaya sabar menunggu dan akhirnya menerima hasil tulisannya. Namun apa yang ditulisnya, sangat membuat ia terkejut.

Pada lembaran pertama tertulis “ Maju kedepan tujuh langkah. Lirik kiri. Lirik kanan.”
Dan yang lembaran kedua tetulis “ Mundur kebelakang tujuh langkah, Lirik kiri. Lirik kanan ”

 “Tulisan kata bijak macam apa ini? “ oceh si orang kaya

Karena sudah janji ia harus konsekwen, maka ia tetap membayar 10 perak kepada praktisi “TAO”. Dan berterima kasih. Sebelum pergi, praktisi “Tao” berkata lagi: “ Tuan pelanggan, karena anda sudah menepati janjimu membayar, maka saya ada pesan sedikit buat anda dan mohon diingat, sepulang nanti anda ke rumah, bila melihat sesuatu yang aneh, maka coba membaca dan lakukan bait yang saya tulis tadi, baru bisa memperoleh berkah darinya.” “ iya,iya… “ jawab si orang kaya tidak semangat.

Kemudian dengan rasa kecewa ia berangkat pulang, karena menguber waktu. Ia harus bisa kembali ke rumah sebelum tahun baru, meskipun menempuh jalan jauh tanpa berhentipun, perkiraan  bisa tiba di rumah juga sudah larut malam.

Selama diperjalanan , perasaannya gelisah. Seperti ada firasat buruk terjadi di rumah.

Tiba di depan rumah, ia mulai curiga, pasalnya pintu hanya tertutup namun tidak dikunci. “ini gelagat ada orang asing didalam, jangan jangan isteri saya punya affeir sama laki-laki lain” pikirnya. Kemudian dia berjalan ke dalam perlahan agar tidak menimbulkan suara sedikitpun. Tiba di depan kamar semakin yakin dugaan dia, karena dari pintu kamar tampak ada sepasang sepatu baru lelaki didepan ranjang, berjejer dengan sepatu isterinya yang biasa dipakai. 

[ jaman dulu orang naik ke ranjang tidur, sepatunya akan dilepas di kursi ceper yang terletak  didepan ranjang, sepatu menandakan ada orang diranjang ]

Marah tak kepalang tanggung, tanpa komentar segera dia pergi ke dapur mengambil golok, dan kembali ke kamar tidur.

“wanita rendahan, kurang ajar, saya baru pergi berurusan diluar berapa hari sudah berani berselingkuh, biar ku bunuh saja kedua-dua bajingan ini,  biar tahu rasa, setelah itu baru kulapor ke yang berwajib”.katanya dalam hati, bergeserlah langkahnya perlahan mendekat ke ranjang yang setengah tetutup kelambu, Baru saja dia mau membacokkan goloknya ke orang yang tertutup selimut, mendadak ia teringat pesan si praktisi “TAO” di kota tadi siang.

Maka diam-diam dia mundur dari posisi secara perlahan dan berdiri ditengah tengah ruang kamar  tidak jauh dari ranjang, mecoba praktekkan apa yang katakan dalam bait.

Maju tujuh langkah, diapun ikuti berjalan hingga 7 langkah, lirik kiri, dia lirik , tidak ada apa-apa di sebelah kiri, lirik kanan, juga tidak ada apa-apa disisi kanan kamar.

Selanjutnya dia mundur 7 langkah, selangkah demi selangkah,  sampai langkah ke tujuh belum sempat lirik, punggung belakangnya membentur meja kecil, dia terkejut shingga tak sengaja tangannya menyenggol dan menjatuhkan teko ke lantai “ gubrak…. “ bunyi suara gaduh ini membangunkan isteri yang sedang  tidur lalap.

Isterinya bangun dan duduk, sambil mengusap usap mata berkata: ‘aduh, suamiku sudah pulang, maafkan saya, saya menanti anda seharian, tak tahan ngantuk sampai ketiduran. Katanya mau pulang hari ini,  beberapa hari ini saya senggang maka saya membuat sepatu baru untuk kamu bertahun baru, nih ada disini, saya pajang sepatu ini disini sudah berapa hari, seolah-olah suamiku ada disamping bersamaku.  Mari sini coba, apakah ukurannya pas. “ sang isteri menarik tangan suaminya dengan lembut.

Hati sang  suami yang tadinya panas langsung dingin menyusut,  Sambil berjalan ditarik, suaminya bertanya :” mengapa pintu depan  tidak dikunci ? nanti kalau ada rampok bagaimana? “.

“Sayang, Jaman sekarang sedang tenteram mana ada rampok? kan suamiku bilang mau pulang hari ini, saya rindu sekali dan menanti hingga malam, saya takut kalau ketiduran suamiku tak bisa masuk rumah. Jadi sebelum ketiduran saya buka kunci pintunya. ”

Mendengar apa yang dikatakan dengan tulus dari isterinya, kontan saja suaminya berkucuran keringat dingin. 

“oh, tuhan, hampir saja saya khilaf melakukan tindakan yang salah besar. saya bisa jadi orang berdosa yang tidak bisa memaafkan diri sendiri seumur hidup ! oh….”. badannya lemas,  tangannya bergetar., mulutnya komat kamit : maju tujuh langkah, lirik kiri, lirik kanan. mundur tujuh langkah, lirik kiri, lirik kanan….”

“ suamiku , kau sedang omong apa? “ tanya sang isteri tidak mengerti.

“ Wah, sungguh patut! sungguh patut! jangan kata 10 perak, 1000 perak, ratusan ribu perak-pun patut saya bayar ! “ sahutnya. tak peduli istrinya mengerti tidak. Sambil memeluk isterinya erat-erat. Sekarang yang keluar bukan keringat lagi, tapi air mata. air mata yang dipenuhi dengan rasa terharu.

“saya sungguh egois, padahal isteri saya begitu mencintai saya, tidak sepatutnya saya mencurigai dia”

Semenjak kejadian itu, si orang kaya ini mengubah persepsinya, maka mereka berdua hidup bahagia hingga tua.

Sekarang, Saya membagikan bait ini untuk anda semua, semoga bisa memperoleh manfaat besar darinya.

Penulis : AK.CHANDRA

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Isian wajib ditandai *

Loading...